SAYA TIDAK MERASA HINA


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh..
Selamat pagi Saudara – saudaraku dimanapun anda berada, semoga limpahan Rahmat, Hidayah & Inayah dari Allah SWT. senantiasa berpihak kepada kita semua,  amin yaa  robbal alamin . Saya hanya menyampaikan sedikit argument saya tentang arti kehidupan saya pribadi. Tentang bagaimana saya memaknai segala sesuatu yang terjadi  dan harus dihadapi. Bukan maksud untuk riya’ diri dan menghakimi. Ini murni dari relung hati sanubari dengan tujuan untuk berbagi dan semata – mata  mencari Ridha Ilahi.
Baiklah kita mulai. 

            Salah besar jika mereka mengatakan saya adalah orang miskin, meskipun tidak punya Ortu kaya dan terpandang, rumah, motor/mobil mewah, harta berlimpah, Fasilitas yang waaahhh, istri cantik & bla.... blaa blaaa. Itu semua bukanlah indikator kekayaana yang haqiqi bagi saya. Namun kekayaan hati dan rasa syukur adalah harta terbesar  dan aset dalam hidup saya.

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, tetapi kekayaan adalah kaya hati.” (HR. al-Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 2417)

            Saya bisa  membuktikan  bahwa saya bukan orang miskin, tidak pernah mengeluhkan meski setiap hari mengatur menu makan  yang sederhana, nasi putih + garam berkuah air hangat, kadang tahu tempe, daun singkong rebus, dan paling sering, Ayam Bawang, Soto Lamongan, Ayam goreng  Spesial, Gulai Kambing, Tongseng Ayam dan lain-lain yang tersaji dalam kemasan Mie Instan berlabel Sedaap, Sarimi, Sukses, namun  semua itu terasa nikmat ketika sudah masuk kedalam perut.
 Tidak hanya itu saja alasan saya tidak mau dikatakan orang miskin,  saya tidak pernah bermasalah dengan biro keuangan kampus dalam hal administrasi yang menyangkut uang kuliah, kewajiban rutin seperti  bayar kontraan, Tagihan Listrik, PDAM, SPP, Dll.

Saudaraku yang berbahagia, indikator kekayaan kita berbeda – beda, dan cara kita mengartikannya pun berbeda oleh karena itu marilah kita nikmati hidup ini dengan cara kita masing-masing. Tidak mesti menjadi orang lain dan memaksakan diri untuk menjadi seperti orang lain, Bukannya saya anti terhadap seorang motivator yang terlalu banyak gaya dan bahasa, namun saya sangat sulit mengamalkan petuah – petuah mereka dan juga tidak bercita cita untuk jadi seorang motivator yang mengadakan seminar dimana - mana, saya hanya hanya ingin menjadi motivator untuk diri saya sendiri. Argumen ini tidak serta merta saya sampaikan begitu saja, namun mempunyai dasar yang bisa diterima oleh logika.
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” [Ar-Ra’d/13:11].
Sekali lagi saya bukan orang miskin, meskipun secara zahir seperti orang miskin, dan pada hakikatnya tidak ada orang miskin dimuka bumi ini, karena semua telah diberikan rizki dan hak yang sama oleh yang maha kuasa.

Semoga kita bisa merubah Minset kita dari miskin menjadi sederhana, karena miskin dan sederhana itu adalah dua  hal yang berbeda dan tidak akan pernah mengandung makna sama, menurut saya miskin adalah sudut pandang saja sedangkan  sederhana adalah prinsip, terserah kalian memaknainya apa saja, itu tidak akan jadi masalah bagi saya. Saya hanya berpesan kepada diri saya namun semoga bisa mengena dihati kalian semua,  Jangan pernah ada kata Mungkin dan Nati untuk perubahan yang lebih baik
Terimakasih sudah menyempatkan diri untuk membaca, jika ada yang benar dari tulisan ini, itu semata – mata datangnya dari Yang Maha Benar & semoga bisa jadi pelajaran, namun jika ada yang salah marilah kita koreksi dengan objektif.,  Sahhalallah lanal khaira haitsumma kunna. HZ.2017
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh..


Komentar

Postingan Populer